Kamis, 02 Januari 2014

Welcome 2014: Tiga sikap menerima sukses 2014

Saudara telah memasuki tahun 2014! Selamat! Saya berharap saudara semakin sukses di tahun yang baru. Barangkali saudara sudah memiliki target dan berbagai program untuk meraihnya. Sikap optimistis saudara juga semakin mantap manakala mendengar kotbah-kotbah tentang penyertaan Tuhan yang sempurna di tahun 2014. Lantas bagaimana sikap saudara menerima berkat-berkat atau kesuksesan yang Tuhan akan berikan kepada saudara sepanjang tahun 2014? Simak tiga sikap berikut yang perlu saudara miliki...


Tidak ada orang yang ingin hidupnya statis. Setiap orang meninginkan perubahan yang lebih baik dari waktu ke waktu.Tuhan sendiri menginginkan saudara sukses, oleh karena itu Dia memiliki program sukses buat saudara di tahun 2014. Saya percaya saudara mampu meraih kesuksesan tersebut. Agar sukses saudara dapat saudara terima dengan baik, berikut sikap yang perlu saudara miliki.

1. Menerima dengan penuh sukacita

Sikap pertama yang harus saudara miliki adalah menerima berkat atau kesuksesan dengan penuh suka cita, seperti seorang anak kecil yang baru saja menerima hadiah! Seorang anak kecil ketika menerima hadiah dari orang tuanya, dia begitu bebas mengekspresikan suka citanya. Dia memeluk, mencium, dan tak henti-hentinya mengucapkan terimakasih dan pujian. Dia tidak tahu bagaimana hadiah itu bisa sampai ke tangannya dan tidak pernah mengkalkulasi berapa besar upaya, energi, dan biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh hadiah itu!

Tuhan meminta supaya saudara penuh sukacitanya ketika menerima berkat itu seperti kata Yohanes 16:24 "Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu." Jadi saudara harus mengubah mental "mendapatkan" menjadi "menerima". Lho kok bisa? Bukankah saudara yang sendiri yang bekerja keras untuk meraihnya? Betul, saudara harus ingat bahwa segala berkat yang saudara terima berasal dari Tuhan. Saudara, perusahaan tempat saudara bekerja, dan lingkungan saudara adalah alat yang digunakan Tuhan sebagai penyalur berkat.

Saudara lebih mampu memuliakan dan bersyukur pada Tuhan jika saudara bersikap menerima. Tetapi jika saudara bersikap mendapatkan, maka saudara akan menghitung-hitung kelelahan yang telah saudara derita.

2. Jangan cepat puas, perbesar kapasitasmu!

Di Bandung ada seorang teman memberikan kesaksian bahwa dia terus berhasil untuk setiap apa yang dia lakukan. Tetapi dia kemudian dia menjadi ragu dan takut, kalau-kalau apa yang dia peroleh bukan kehendak Tuhan, tapi karena ambisi pribadinya. Jadi dia takut ketika dia sukses. Umumnya orang takut gagal bukan?

Mari kita belajar dari peristiwa Elisa dan mujizat pada bejana minyak yang tertulis pada 2 Raja-raja 4:1-7. Ayat 6 berbunyi: "Ketika bejana-bejana itu sudah penuh, berkatalah perempuan itu kepada anaknya: "Dekatkanlah kepadaku sebuah bejana lagi," tetapi jawabnya kepada ibunya: "Tidak ada lagi bejana." Lalu berhentilah minyak itu mengalir." Berhentinya minyak disebabkan karena bejana yang disiapkan untuk menampung minyak sudah tidak ada lagi. Jadi bukan karena karena sumber minyaknya habis. Saudara, stok berkat di surga sangat banyak dan tak pernah akan habis! Problemnya justru ketika berkat itu ingin dicurahkan Tuhan kepada kita, kita tak mampu menyediakan bejananya. Apa itu bejana? Bejana melambangkan kapasitas kita, kemampuan kita. Oleh karena itu jangan cepat puas. Tingkatkan kemampuan, kompetensi, skill, pengetahuan, tingkah laku, sarana, modal, dll. Ketika berkat itu datang saudara sudah siap. Perhatikan orang-orang sukses seperti Steve Job, Bill Gates, mereka terus berkelanjutan meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya. Jika saudara siap maka berkat itu benar-benar menjadi berkat, bukan menjadi kutuk! 

Jangan pernah berhenti belajar. Seperti Daud, mulanya dia mengalahkan Goliat hanya dengan sebuah ketapel. Tetapi apakah ketika dia berhasil mengalahkan musuh berlaksa-laksa (1 Samuel 18:7) juga menggunakan ketapel? Tidak! Dia menggunakan pedang. Memang dia seorang pemberani dan diurapi Tuhan, tapi dia terus berlatih. Dia menggunakan pedang dan senjata Goliat. Dia memotivasi dirinya ketika memandang segala persenjataan Goliat yang ditaruh di kemahnya, bahwa kemenangan-kemenangan lain akan dia peroleh melalui Tuhan yang sama (1 Samuel 17:54).

3. Tetap pegang prinsip, jangan menyimpang kekanan dan kekiri

Ketika Yosua dipilih Tuhan menggantikan Musa untuk membawa umat Israel ke Tanah Perjanjian, dia mendapat perintah yang sama dari Tuhan hingga tiga kali, yaitu "kuatkanlah dan teguhkanlah". Tuhan memerintahkan dia: "Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi." (Yosua 1:7). Dia sungguh-sungguh melakukan perintah itu dan berhasil mengantarkan umat Israel ke Tanah Perjanjian, Kanaan. Setiap musuh yang menghadang, dia kalahkan. 

Kesuksesan kadangkala mengancam dan menggoda kita. Seperti yang dialami Yosua, ketika umat Israel mulai tergoda untuk menyembah allah-allah bangsa lain, Yosua dengan tegas berkata: "Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" Yosua punya prinsip, dia tidak akan pernah meninggalkan Tuhan. Dia tidak akan melanggar perintah Tuhan. Yosua 1:7-8 mengatakan bahwa keberhasilan dan keberuntungan diperoleh karena memegang teguh perintah Tuhan.


Sekali lagi diperlukan kerjasama antara Tuhan dan kita. Pekerjaan di alam roh dan di alam jasmani harus berjalan bersama-sama. Tidak ada yang mudah, kita harus bekerja keras meraih kesuksesan dan melengkapinya dengan sikap yang benar. Ingat kemampuan saudara menerima berkat 2014 akan menentukan besarnya kepercayaan Tuhan melanjutkan berkat kepada saudara di tahun-tahun yang akan datang. Tuhan Yesus menolong saudara dan saya. Haleluyah!


To God be the glory

Advendy Hasibuan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar