Jumat, 17 Oktober 2014

Hadapi masalah, tenang saja!



Mungkin saudara tidak setuju dengan judul diatas. Apalagi jika saudara saat ini mengalami masalah yang sangat berat. Mungkin saudara merasa saya mudah mengatakan seperti itu karena saya sedang tidak punya masalah. Tidak! Sepupu saya adalah salah satu korban pesawat Malaysia Airlines MH-370. Keluarga sangat terpukul. 
Saudara, ketika saudara menghadapi masalah yang sepertinya tidak ada jalan keluar, emosi dan pikiran saudara akan terganggu. Saudara akan menyalahkan keadaan dan orang di sekitar saudara. Keadaan saudara menjadi gelisah atau tidak tenang. Alkitab mengingatkan kita "Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu." Ayat ini diambil dari 1 Petrus 4:12. Mari kita belajar dari ayat yang luar biasa ini. Semoga mampu menginspirasi saudara untuk bangkit kembali.


Mengapa harus tenang?

Mari kita bedah kalimat dari ayat 1 Petrus 4:12. Kalimat "seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu", menunjukkan bahwa di muka bumi ini apapun masalahnya tidak dapat dikatakan luar biasa. Makna lainnya adalah bahwa masalah yang sama sudah pernah terjadi di masa lampau, walaupun menimpa orang yang berbeda. Jadi tidak ada yang baru. Oleh karena itu sikap yang diminta Tuhan untuk menghadapi masalah adalah "jangan heran". Apakah artinya kata "jangan heran"? "Jangan heran" dapat diartikan "tidak bersikap berlebihan" atau "tenang". Ini menarik, sebab respon pertama yang harus kita lakukan menurut ayat ini adalah "jangan heran, tenang saja". Mungkin saudara berkata "kok responnya begini?" Apakah kita tidak boleh kuatir atau cemas? Kuatir boleh, tapi yang tidak boleh adalah kuatir yang diperkatakan. Matius 6:31 berkata "Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?" Sedangkan Ayub sendiri meminta kita waspada dengan kecemasan "Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku." (Ayub 3:25) Oleh karena itu mari kita ikuti saran 1 Petrus 4:12 ini: "tenang saja!".

Ketenangan banyak memberi manfaat bagi kita. Yang pertama ketenangan membuat kita sehat. Saya pernah membaca sebuah buku rohani yang berjudul "Emosi yang mematikan", yang menulis hasil analisis bahwa kekuatiran dan kecemasan yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit. Kitab Amsal menyebutkan "Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang" (Amsal 14:30). Selain menyegarkan tubuh, hati yang tenang dikaitkan dengan pula dengan cara berpikir yang benar. Yesaya 57:20 berkata "Tetapi orang-orang fasik adalah seperti laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tetap tenang, arusnya menimbulkan sampah dan lumpur" Orang yang tidak tenang akan dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif. Pikiran-pikiran negatif tidak akan pernah memberikan jalan keluar baik. Hati-hati karena iblis dapat memanfaatkan keadaan kita sehingga menjauh dari Tuhan. Iblis kalau kita mati dalam Tuhan, dia senang kalau kita hidup murtad dari Tuhan. Akhirnya ketenangan akan membuat kita bisa tidur. Ini yang dikatakan oleh Ayub "Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul." (Ayub 3:26)



Bagaimana supaya tenang?

Tidak ada tempat lain di dunia ini selain kepada Yesus kita bisa tenang. Dunia memang bisa dijadikan tempat pelarian. Tapi itu hanya sementara, kamuflase (seolah-olah). Tetapi bersama Tuhan saudara diberikan kekuatan dan jalan keluar. Berikut ini adalah cara-cara supaya kita tenang.

1. Dekat dengan Tuhan
Mazmur Daud mengatakan "Hanya dekat Tuhan saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku" (Mazmur 62:1). Dekat dengan artinya kita lebih banyak mendengar Firman Tuhan. Sebab melalui pendengaran Firman Tuhan kita akan memperoleh kekuatan, pewahyuan, inspirasi yang mampu membuat kita bangkit. Ketika dekat dengan Tuhan kita bisa belajar dari Tuhan "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan." (Matius 11:29)


2. Percaya bahwa Tuhan telah bekerja
Tuhan tidak pernah diam ketika anak-anakNya ditimpa masalah. Dia bekerja untuk kita. Dia telah mempersiapkan jalan yang terbaik. Daud telah melihat buktinya "Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu" (Mazmur 116:7).


3. Jangan melakukan sesuatu yang sia-sia
Ada banyak usaha yang saudara dapat lakukan untuk menyelesaikan masalah. Lakukanlah sesuatu yang bermanfaat untuk proses percepatan penyelesaian masalah saudara. Itu artinya saudara sedang bekerja sama dengan Tuhan. "Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin." (Pengkotbah 4:6). Bahkan Pauluspun pernah meminta kepada jemaat Tesalonika supaya tenang dan menganggapnya sebagai suatu kehormatan dan tetap bekerja "Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan, seperti yang telah kami pesankan kepadamu," (1 Tesalonika 4:11) 


4. Ketenangan adalah kekuatan
Ketenangan adalah kekuatan. Sebab beginilah firman Tuhan Eloheim, Yang Mahakudus, Tuhan Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." (Yesaya 30:15).




To God be the glory,

Advendy Hasibuan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar