Selasa, 17 Juni 2014

Menjadi Kuat & Menang (1): Belajar dari Yefta

Kisah Yefta dipilih karena dia memiliki sikap yang perlu kita tiru saat menghadapi masalah. Apa yang menarik dari Yefta? Dia melakukan sesuatu yang tidak biasa dilakukan oleh manusia, ketika manusia merasa kuat dan mampu menghadapi masalah.Oleh karena itu dia masuk dalam daftar "hall of fame" pejuang iman di Kitab Ibrani. Ibrani 11:32-34 menuliskan sebagai berikut: 


11:32. Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi, 
11:33 yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, 
11:34 memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing.


A. Masa lalu tidak menghalangi saudara menjadi besar


Tidak semua orang beruntung memiliki latar belakang keluarga yang baik. Ada kalanya Tuhan mengijinkan kita lahir dari dan dibesarkan dari keluarga yang tidak bahagia. Keluarga yang berantakan, atau keluarga yang serba kekurangan. Perhatikan Hakim-hakim 11:1-3 berikut ini.

11:1. Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead. 
11:2 Juga isteri Gilead melahirkan anak-anak lelaki baginya. Setelah besar anak-anak isterinya ini, maka mereka mengusir Yefta, katanya kepadanya: "Engkau tidak mendapat milik pusaka dalam keluarga kami, sebab engkau anak dari perempuan lain." 
11:3 Maka larilah Yefta dari saudara-saudaranya itu dan diam di tanah Tob; di sana berkumpullah kepadanya petualang-petualang yang pergi merampok bersama-sama dengan dia.

Saya simpulkan Yefta adalah anak seorang perempuan sundal, diusir oleh ibu tirinya supaya tidak mendapat milik pusaka. Penolakan dari keluarganya membuatnya melarikan diri ke sebuah kelompok perampok. Dia bahkan menjadi seorang kepala perampok. Latar belakang yang kelam tidak selalu berakhir dengan masa depan yang kelam pula. Bukankah Yesus juga memiliki nenek moyang seorang pelacur. Tuhan bisa mempromosikan dan memuliakan siapa saja.


B. Perspektif yang benar melihat masalah...


Ketika bangsa Israel, bangsanya Yefta akan diserang oleh bangsa Amon, para tua-tua atau penasehat ayahnya (Gilead) mendatanginya dan meminta tolong agar bersedia memimpin Israel melawan bangsa Amon. Bagi tua-tua Israel solusi bagi masalah mereka adalah Yefta. Tapi bagi Yefta solusi bagi masalah Israel bukan pada dirinya, tetapi pada YAHWE, Tuhannya orang Israel. Tetapi jangan menganggap bahwa Tuhan sendiri yang berperang. Perhatikan Hakim-hakim 11:4-6, 9 dibawah ini:

11:4. Beberapa waktu kemudian bani Amon berperang melawan orang Israel. 
11:5 Dan ketika bani Amon itu berperang melawan orang Israel, pergilah para tua-tua Gilead menjemput Yefta dari tanah Tob. 
11:6 Kata mereka kepada Yefta: "Mari, jadilah panglima kami dan biarlah kita berperang melawan bani Amon."
11:9 Kata Yefta kepada para tua-tua Gilead: "Jadi, jika kamu membawa aku kembali untuk berperang melawan bani Amon, dan TUHAN menyerahkan mereka kepadaku, maka akulah yang akan menjadi kepala atas kamu?"

Ini pelajaran pertama dari Yefta yang harus kita miliki dan biasakan saat menghadapi masalah, bahwa Tuhan harus diakui keberadaanNya. Mata jasmani kita boleh saja tertuju pada masalah, tapi mata iman kita harus ditujukan kepada Tuhan. Tuhan yang menjadi andalan dalam setiap masalah kita. Sehingga dalam setiap engkau melewati atau mampu mengatasi masalah, maka nama Tuhanlah yang dipuji, ditinggikan dan dimuliakan.


C. Bawa seluruh perkaramu ke hadapan Tuhan ...!!  


Yefta adalah seorang yang gagah perkasa dan memiliki keterampilan berperang. Dia didukung oleh para perampok yang pemberani. Bagi mereka bertempur adalah hal yang biasa. Merampok dan membunuh adalah kehidupan mereka. Nah ketika dia diangkat menjadi panglima perang Israel, dengan segala kewenangan yang diberikan, dia bisa saja memerintah prajuritnya untuk mulai berperang. Tetapi buat Yefta itu bukan segala-galanya, dan bukan sesuatu yang harus dihandalkan. Dia tidak melangkah atau bertindak sebelum membawa masalahnya kepada Tuhan. Inilah pelajaran luar biasa berikutnya dari Yefta. Hakim-hakim 11:11 mengatakan "Maka Yefta ikut dengan para tua-tua Gilead, lalu bangsa itu mengangkat dia menjadi kepala dan panglima mereka. Tetapi Yefta membawa seluruh perkaranya itu ke hadapan TUHAN, di Mizpa."

Yefta menyadari bahwa kekuatan sesungguhnya bukan berada pada dirinya. Yefta menyadari bahwa dia memiliki kelemahan. Jika saudara menganggap saudara lebih mampu dan tidak membutuhkan pertolongan Tuhan, maka Tuhan tidak akan bertindak.Tetapi ketika saudara mengatakan "Tuhan kekuatanku hanya sampai disini..", itu artinya saudara mempersilahkan Tuhan ikut ambil bagian. Ingat baik-baik, kita harus bekerja sama dengan Tuhan. Jangan saudara ambil tugasnya Tuhan. Lakukan saja tugas saudara. Ada anak Tuhan yang sudah bersedia menyerahkan masalahnya kepada Tuhan, tetapi dia masih kuatir akan masa depannya. Saya ingin perjelas hal ini dengan ilustrasi pelari estafet. Ketika seorang pelari telah menyerahkan tongkatnya ke pelari berikutnya, itu artinya dia telah mempercayakan tongkat itu kepada pelari berikutnya untuk dibawa lari sekencang-kencangnya. Tetapi apa yang terjadi jika dia masih memegang sedikit tongkat itu? Pelari berikutnya tentu tidak bisa lari dengan kencang bukan? Membawa masalah kepada Tuhan memberikan ketenangan. 

Menyerahkan masalah kepada Tuhan akan memberikan kekuatan baru pada saudara. Filipi 4:13 memberikan keyakinan ini. "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." Membawa perkaranya kepada Tuhan, bukan berarti Yefta tidak berperang melawan bani Amon. Yefta berjalan di depan pasukan Israel memimpin pasukan. Dan Yefta akhirnya jaya dalam pertempuran melawan bani Amon. 

11:32 Kemudian Yefta berjalan terus untuk berperang melawan bani Amon, dan TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangannya. 
11:33 Ia menimbulkan kekalahan yang amat besar di antara mereka, mulai dari Aroer sampai dekat Minit--dua puluh kota banyaknya--dan sampai ke Abel-Keramim, sehingga bani Amon itu ditundukkan di depan orang Israel.


D. Penutup


Tuhan tidak menjanjikan akan mengangkat masalah saudara. Saudara tetap menghadapi masalah itu, tetapi dengan kekuatan yang dari Tuhan. Tuhan sudah menyiapkan jalan keluarnya. Membawa masalah kepada Tuhan berarti menyertakan Tuhan dalam pertempuran kita. Artinya Tuhan akan menyiapkan kemenangan bagi saudara dan saya...



To God be the glory

Advendy Hasibuan







Tidak ada komentar:

Posting Komentar