Kerinduan saya sudah cukup lama ingin berbagi tentang pikiran. Kalau disuruh memilih, saya lebih suka dikotbahi, karena saya masih banyak kelemahan dan perlu terus diubahkan. Terus terang buat saya ini menjadi tantangan, yang seharusnya dapat diatasi setahap demi setahap agar kita berubah menjadi manusia yang lebih baik.
Karena pikiran sangat berpengaruh pada kehidupan, maka topik ini selalu dapat perhatian sepanjang masa. Namun syukur pada Tuhan, Tuhan juga telah memberikan perhatian yang besar tentang pikiran. Alkitab begitu banyak menjelaskan bagaiman seharusnya anak Tuhan mengelola pikirannya.
Kejatuhan manusia karena pikiran...
Pada tahap awal saya mengajak kita mempelajari peristiwa kejatuhan manusia pertama, yang ditulis pada Kejadian 3:6. "Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya." Apakah karena melihat, Hawa jatuh dalam dosa? Apakah yang paling berpengaruh dalam membuat keputusan, sesuatu yang kita lihat (matter) atau persepsi yang telah ada dalam pikiran kita (mind)?. Jika dihadapan saudara ada benda yang memiliki kaki empat dan memiliki bidang datar yang diletakkan diatas keempat kaki tersebut, tentu dengan mudah saudara dapat mengatakan bahwa benda itu adalah meja. Persepsi saudara dan kebanyakan orang akan mengatakan benda seperti itu adalah meja. Kembali ke Adam dan Hawa. Mereka telah beribu-ribu kali atau mungkin lebih (karena kita tak bisa menghitung waktu sebelum kejatuhan manusia) melihat pohon "pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat" dan tentu saja buahnya. Dan bukan sekali itu mereka melihat bahwa buah pohon itu menarik. Sejak Tuhan pertama kali memerintah: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." (Kejadian 2:16-17), maka sejak itu pula buah itu telah menarik perhatian mereka, bukan? Iblis kemudian datang pada mereka dengan kecerdikannya, menyeret pikiran manusia ke triknya iblis. Perhatikan dialog iblis dengan manusia pertama itu. Sesungguhnya diawal iblis tidak menyinggung tentang buah dari pohon pengetahuan itu. "Tentulah Tuhan berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" kata iblis. Hawa menjawab, tetapi dia menambahkan informasi yang tidak diminta oleh iblis, yaitu "Betul, tapi buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Tuhan berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." (Kejadian 3:2-3). Iblis kemudian mencecar jalan pikiran Hawa "Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Tuhan mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Tuhan, tahu tentang yang baik dan yang jahat."(Kejadian 3:4-5). Akhirnya seperti kita ketahui bersama Hawa dan Adam memakan buah itu. Keputusan mereka memakan buah itu bukan karena penglihatan mereka tetapi karena pikiran mereka. Jadi karena pikirannya manusia jatuh kedalam dosa. Maka sejak itu, firman Tuhan berkata "Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa." (Roma 5:12). Bayangkan saudara dampaknya pada kehidupan manusia. Hubungan manusia terputus dengan Penciptanya dan manusia kehilangan kemuliaannya.
Pikiran menggerakkan kehidupan...
Dari peristiwa kejatuhan manusia kita melihat bahwa pikiran mampu mengubah keputusan dan menggerakkan anggota tubuh manusia. Pertama perhatikan perkataan Hawa yang mengutip perkataan Tuhan pada Kejadian 3:3 "tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Tuhan berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." Bandingkan dengan perkataan asli Tuhan, tentang hal yang sama pada Kejadian 2:17 "tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." Saudara lihat perbedaanya? Yes... Tuhan mengatakan "pasti" kamu mati, tetapi Hawa mengubahnya menjadi "nanti" kamu mati. Yang kedua, mata mereka melihat buah itu menarik karena memberikan pemahaman yang baru tentang buah. Padahal mereka telah melihatnya berkali-kali, melihat buah yang sama! Yang ketiga, tangan Hawa digerakkan oleh pikirannya untuk memetik buah itu. Kemudian memasukkannya ke mulutnya. Tidak berhenti sampai disitu Hawa mengajak Adam ikut memakannya... Dahsyat bukan, pikiran menggerakkan kehidupan saudara dan saya.
Pikiran dan Free Will
Suatu kali ketika kami siaran di Radio RPK Jakarta, pendengar radio menanyakan kepada kami, "jika Tuhan tahu bahwa pohon itu menyebabkan dosa manusia, mengapa pohon itu ditaruh di tengah-tengah Taman Eden?". Ini pertanyaan yang sering kita dengar bukan? Tuhan mencipta manusia segambar dengan Tuhan. Manusia selain memiliki tubuh juga memiliki pikiran. Tetapi Tuhan juga mengaruniakan "kebebasan" atau "free will". Kebebasan ini juga dimiliki oleh pikiran manusia. Manusia boleh memutuskan apa saja sesuai dengan pikirannya. Tetapi kita harus menyadari tidak semua keputusan yang kita buat berasal dari pikiran yang benar. Pikiran saudara menentukan masa depan saudara.
Akhirnya Paulus pun menasehati betapa pentingnya menjaga pikiran dari tipuan iblis "Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya." (2 Korintus 11:3).
Akhirnya Paulus pun menasehati betapa pentingnya menjaga pikiran dari tipuan iblis "Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya." (2 Korintus 11:3).
Advendy Hasibuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar