Rabu, 04 Juni 2014

C - U - K - U - P


Mengapa topik "Cukup" perlu menjadi bagian dalam Yesus Jalan Keluar? Alasannya karena sikap tidak pernah merasa cukup berpotensi akan menimbulkan masalah. Pembahasan topik ini dapat dikategorikan sebagai tindakan preventif (pencegahan), sehingga konten Blog Yesus Jalan Keluar tidak hanya berurusan dengan tindakan menghadapi masalah, tetapi juga bagaimana mencegah supaya masalah tidak terjadi.

Saudara topik ini memang jarang dikotbahkan oleh pendeta, pastor, atau pengkotbah lainnya. Sebab pengkotbah lebih suka mengkotbahkan sesuatu yang memberikan harapan besar bagi jemaat, sehingga materi kotbahnya berkisar tentang janji-janji Tuhan yang dahsyat. Salahkah itu??? Oh jelas tidak!!! 
Saya ingin menyampaikan perspektif yang lain, untuk menyeimbangkan bukan untuk menentang.
Mari kita lihat Kejadian 26:12-13 "Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya." Ketika ini dikotbahkan ada banyak jemaat merespon dengan koor "Amiiiiiiiinnn...!". Sebab banyak jemaat menginginkan menjadi kaya dan semakin kaya seperti Ishak. Tuhan tidak melarang saudara kaya. 
Nah saya ingin menyampaikan ayat yang bertolak belakang dengan Kejadian 26:12-13 diatas. Perhatikan Amsal 30:8 "Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku." Penulis Amsal lebih menginginkan kehidupan yang cukup! Tidak miskin dan tidak kaya. Bayangkan jika semua orang Indonesia mengatakan "biarkan aku menikmati makanan yang menjadi bagianku" saya pastikan KPK menutup kantornya. Tidak ada koruptor lagi.
Kedua ayat diatas jelas bertolak belakang. Perhatikan ini baik-baik. Tuhan tidak mungkin menuliskan ayat pada Alkitab tanpa maksud, walaupun terlihat kontradiksi atau paradoks. Tuhan tidak mungkin menyuruh kita kalau kita tidak mampu melakukannya. Sebab kalau manusia tidak mampu melakukan apa yang tertulis di Alkitab, maka yang salah adalah Pemberi perintah.


A. Yesus dan Paulus sebagai model

Mari kita lanjutkan pembahasan topik "cukup" ini. Cukup adalah sikap dan gaya hidup yang harus dikembangkan. Yesus adalah model yang nyata. Kehidupan Yesus selama Dia di dunia adalah contoh hidup dalam kesederhanaan. Tuhan Yesus mengajarkan dalam Doa Bapa Kami: "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.." (Matius 6:11). Demikian pula Rasul Paulus, walaupun dia seorang businessman, namun dari data-data perjalanannya ke beberapa tempat dia berusaha mencukupkan dirinya. Dalam Filipi 4:11-12 "Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan." Paulus mengajak kita untuk bersikap lebih bijaksana dan dia menunjukkan sikap lebih dewasa. Bagi dia tidak ada yang aneh, baik dalam keadaan menderita maupun dalam keadaan melimpah. Tidak ada yang rahasia dan tidak perlu dibesar-besarkan. That's not a big problem!


B. The power of "CUKUP"

Saudara sekali lagi saya ingatkan bahwa saya tidak melarang saudara untuk menjadi besar dan kaya. Saya tidak melarang saudara mengejar mimpi saudara. Tetapi jika Tuhan menyampaikan isi hatinya pasti Dia tahu ada sesuatu yang harus kita miliki untuk menghadapi dunia ini. Untuk hidup yang lebih baik.


1. Hidup lebih penting dari apapun juga...

Tuhan Yesus mengingatkan kita bahwa hidup kita itu lebih penting dari apapun juga. Melalui Matius 6:25 Yesus berkata: "Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?" Jabatan, kekayaan, dan kekuasaan dapat menjauhkan saudara dari Tuhan. Apa artinya semua itu jika saudara tidak bahagia, dan saudara tidak mengasihi keluarga saudara. Saudara harus ingat ini baik-baik bahwa ada kehidupan kekal dan kebinasaan kekal setelah kehidupan di dunia ini berakhir. Ayo kita pelihara hidup kita.


2. Tidak akan pernah puas...

Salomo telah lebih dahulu mengingatkan manusia tentang akhir dari kehidupan ini. Dia yang sangat berhikmat dan kaya raya itu berkata bahwa hidup didunia ini adalah sia-sia dan seperti menjaring angin (Pengkotbah 4). Tuhan Yesuspun juga mengingatkan hal ini. Dia mengingatkan bahwa keserakahan manusia tidak akan pernah memuaskan dirinya. Melalui Matius 6:29 Yesus berkata: "namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.." Upaya manusia tidak akan pernah habis-habisnya untuk memuaskan dirinya. Tapi manusia tidak akan pernah puas. Stop hanya berfokus pada diri saudara. Mulailah mengembangkan hal-hal positif lainnya. Sikap merasa cukup menjauhkan saudara dari keserakahan.


3. Carilah dahulu Kerajaan Tuhan...

Saudara mungkin saat ini sedang menikmati kehidupan saudara. Dengan berbagai aktivitas yang mendatangkan value positif bagi kehidupan saudara, tentu hidup saudara sangat menyenangkan (exciting). Tuhan tidak melarang saudara melakukan aktivitas yang banyak. Tapi Tuhan itu pencemburu, Dia ingin saudara memprioritaskan diriNya. "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Tuhan dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" (Matius 6:33). Apa yang saudara cari didunia untuk memenuhi kebutuhan saudara, akan diberikan (bahkan ditambahkan). Kerajaan Tuhan adalah kerajaan dimana Yesus yang menjadi rajanya. Sedangkan kerajaan dunia adalah kerajaan dimanan iblis yang menjadi rajanya. Tuhan memberikan waktu 24 jam sehari buat saudara dan saya, semua dapat jatah yang sama. Jika saudara mencukupkan kegiatan dunia saudara, maka saudara mampu beralih memikirkan perkara-perkara diatas, perkara-perkara surgawi (Kolose 3:2).


4. Mampu memberi... 

Terakhir saya ingin menyampaikan kekuatan yang akan saudara peroleh jika saudara memiliki sikap cukup. Paulus menyampaikan hal ini melalui 2 Korintus 9:6-8. "Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Tuhan mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Tuhan sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan." Orang yang merasa cukup adalah orang yang mampu memberi. Hal ini tidak ada hubungannya dengan banyaknya harta yang harus dimiliki oleh seseorang. Ketika seseorang tidak pernah merasa cukup dengan apa yang telah dia miliki, maka akan sulit baginya untuk berpikir untuk memberi dan bertindak memberi. Jadi kebiasaan memberi dapat dilakukan oleh siapapun.


Penutup

Saudara dapat melanjutkan mengejar mimpi saudara untuk menjadi kaya, tanpa mengembangkan pribadi yang serakah. Ketika saudara merasa cukup dan bersyukur untuk apa yang telah diberikan Tuhan berikan, Tuhan akan melimpahkan berkat dan kebajikan bagi saudara. Dengan merasa cukup saudara sedang membentuk hidup yang lebih baik. Saudara lebih menghargai hidup saudara dan keluarga saudara. Saudara tidak memikirkan masalah-masalah di bumi saja, tapi saudara dapat menjadi rekan sekerja Tuhan. Dan dengan merasa cukup, saudara dapat membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan, dan lembaga atau gereja yang perlu didukung pelayanannya. Hidup ini akan semakin bernilai dan bermakna.




To God be the glory

Advendy Hasibuan

2 komentar:

  1. Excellent.. luar biasa... Kita memang harus maju dan terus bertumbuh.. namun keinginan manusia selalu tanpa batas.. dan keinginan yg tanpa batas sering kali membawa kita pada peluang berbuat dosa. Untuk itulah diperlukan keseimbangan. Implementasi dari The Power Of "Cukup" adalah senantiasa bersyukur atas hasil yang Tuhan beri.. Bersyukur akan hasil yg kecil... Bersyukur akan hasil yang besar.. Bahkan bersyukur akan hasil yang kurang... Sebab bisa saja kita tidak mengerti bahwa apa yang kita rasa kurang saat ini.. sesungguhnya akan kita dapatkan hasil yg lebih besar nantinya.. Bukankah Tuhan akan membuat segalanya menjadi indah pada waktunya.. Terimakasih Tuhan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Puji Tuhan, komentar yang luar biasa. Hidup bersama Tuhan akan memberikan kita banyak hikmat dan kebajikan dan harus kita bagikan untuk menerangi dunia ini. Tuhan Yesus berkati Mas Getap dan Keluarga.

      Hapus