Saudara percaya kepada takdir?
Teman saya di kantor mengatakan takdir adalah keadaan yang harus diterima manusia berdasarkan keputusan Tuhan. Apakah keputusan itu dapat diubah sehingga keadaan yang akan kita terima ikut berubah? Disisi lain, keadaan atau masalah yang dihadapi seseorang dapat disebabkan oleh perbuatan-perbuatan yang dilakukannya pada masa lampau. Perbuatan-perbuatan manusia menjadi pertimbangan keputusan Tuhan. Jadi ada keputusan di alam roh, dengan otoritasnya adalah Tuhan, yang tanpa persetujuan manusia, dapat terjadi pada setiap manusia. Bagaimana jika keputusan itu menyebabkan masalah yang serius bagi saudara? (Ingat Tuhan tidak merencanakan yang jahat buat saudara...).
Ayub diijinkan oleh Tuhan untuk dicobai oleh iblis. Ayub sama sekali tidak mengetahui kalau dia sedang dicobai oleh iblis atas seijin Tuhan. Jika memperhatikan sosok Ayub, rasanya tidak pantas jika dia mengalami pencobaan yang demikian berat. Ayub 1:1 mengatakan Ayub adalah sosok yang "... saleh dan jujur; ia takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan." Wow hebat bukan? Saya sendiri mengakui tidak memiliki keempat kriteria itu sekaligus. Berbeda dengan Ayub, rakyat Niniwe, telah melakukan apa yang jahat dimata Tuhan. Yunus 1:1-2 berkata: "Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian: "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku." Oleh karena perbuatan jahatnya, Tuhan membuat ketetapan untuk menghukum orang-orang Niniwe. Yunus 3:4 mengatakan kapan dan apa hukuman bagi Niniwe yaitu "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.".
Kisah Ayub dan rakyat Niniwe mempunyai kesamaan, yaitu Tuhan telah membuat suatu keputusan yang akan mengijinkan dan "mendatangkan" masalah kepada mereka masing-masing. Bedanya, Ayub tidak diberitahu, sedangkan rakyat di Niniwe diberitahu oleh Yunus. Zaman sekarang, kita tidak akan diberitahu apapun yang akan menimpa kita...
Saudara inilah pentingnya doa. Saudara mungkin dulu pernah melakukan apa yang jahat dimata Tuhan. Saudara dulu mungkin melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk, yang kemudian akan dituai sebagai suatu masalah dalam hidup saudara dimasa-masa yang akan datang. Minta ampunlah pada Tuhan. Dosa dapat menjadi penghambat berkat. 1Yohanes 1:8-9 berkata "Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." Jika saudara sudah minta ampun, Tuhan tidak akan mengingat-ingat lagi dosamu (Ibrani 10:17 "...dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka."). Raja Daudpun sangat peduli dengan hal ini. Dia tidak ingin dosa masa mudanya menghambat kebaikan TUHAN. Di Mazmur 25:7 Daud memohon pada TUHAN: "Dosa-dosaku pada waktu muda dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kauingat, tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya TUHAN."
Pertobatan rakyat Niniwe diperhitungkan oleh Tuhan sehingga Tuhan mengubah keputusanNya. Sebelum hari ke-40 Tuhan menjatuhkan hukuman pada rakyat Niniwe, mereka melakukan usaha seperti disebutkan pada Yunus 3:8-9 "Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Tuhan serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Tuhan akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa.". Lihatlah belas kasihan Tuhan turun pada mereka: "Ketika Tuhan melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Tuhan karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya." (Yunus 3:10).
Walaupun sebelumnya Ayub sempat marah dan menyesali hidupnya akibat cobaan yang dialaminya, Ayub kemudian menyadari kesalahannya. Tuhan akhirnya mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Lihat catatan ini: Ayub 42:10. "Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu." Ayub 42:12-16: TUHAN memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu; ia mendapat empat belas ribu ekor kambing domba, dan enam ribu unta, seribu pasang lembu, dan seribu ekor keledai betina. Ia juga mendapat tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan; dan anak perempuan yang pertama diberinya nama Yemima, yang kedua Kezia dan yang ketiga Kerenhapukh. Di seluruh negeri tidak terdapat perempuan yang secantik anak-anak Ayub, dan mereka diberi ayahnya milik pusaka di tengah-tengah saudara-saudaranya laki-laki. Sesudah itu Ayub masih hidup seratus empat puluh tahun lamanya; ia melihat anak-anaknya dan cucu-cucunya sampai keturunan yang keempat."
Doa dapat mengubah keputusanNya kalau kita tidak henti-hentinya berdoa memohon belas kasihan TUHAN dan berbalik dari kebiasaan buruk ke kebiasaan yang menyenangkan hati TUHAN. Ayo berusaha...
Ayub diijinkan oleh Tuhan untuk dicobai oleh iblis. Ayub sama sekali tidak mengetahui kalau dia sedang dicobai oleh iblis atas seijin Tuhan. Jika memperhatikan sosok Ayub, rasanya tidak pantas jika dia mengalami pencobaan yang demikian berat. Ayub 1:1 mengatakan Ayub adalah sosok yang "... saleh dan jujur; ia takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan." Wow hebat bukan? Saya sendiri mengakui tidak memiliki keempat kriteria itu sekaligus. Berbeda dengan Ayub, rakyat Niniwe, telah melakukan apa yang jahat dimata Tuhan. Yunus 1:1-2 berkata: "Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian: "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku." Oleh karena perbuatan jahatnya, Tuhan membuat ketetapan untuk menghukum orang-orang Niniwe. Yunus 3:4 mengatakan kapan dan apa hukuman bagi Niniwe yaitu "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.".
Kisah Ayub dan rakyat Niniwe mempunyai kesamaan, yaitu Tuhan telah membuat suatu keputusan yang akan mengijinkan dan "mendatangkan" masalah kepada mereka masing-masing. Bedanya, Ayub tidak diberitahu, sedangkan rakyat di Niniwe diberitahu oleh Yunus. Zaman sekarang, kita tidak akan diberitahu apapun yang akan menimpa kita...
Saudara inilah pentingnya doa. Saudara mungkin dulu pernah melakukan apa yang jahat dimata Tuhan. Saudara dulu mungkin melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk, yang kemudian akan dituai sebagai suatu masalah dalam hidup saudara dimasa-masa yang akan datang. Minta ampunlah pada Tuhan. Dosa dapat menjadi penghambat berkat. 1Yohanes 1:8-9 berkata "Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." Jika saudara sudah minta ampun, Tuhan tidak akan mengingat-ingat lagi dosamu (Ibrani 10:17 "...dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka."). Raja Daudpun sangat peduli dengan hal ini. Dia tidak ingin dosa masa mudanya menghambat kebaikan TUHAN. Di Mazmur 25:7 Daud memohon pada TUHAN: "Dosa-dosaku pada waktu muda dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kauingat, tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya TUHAN."
Pertobatan rakyat Niniwe diperhitungkan oleh Tuhan sehingga Tuhan mengubah keputusanNya. Sebelum hari ke-40 Tuhan menjatuhkan hukuman pada rakyat Niniwe, mereka melakukan usaha seperti disebutkan pada Yunus 3:8-9 "Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Tuhan serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Tuhan akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa.". Lihatlah belas kasihan Tuhan turun pada mereka: "Ketika Tuhan melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Tuhan karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya." (Yunus 3:10).
Walaupun sebelumnya Ayub sempat marah dan menyesali hidupnya akibat cobaan yang dialaminya, Ayub kemudian menyadari kesalahannya. Tuhan akhirnya mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Lihat catatan ini: Ayub 42:10. "Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu." Ayub 42:12-16: TUHAN memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu; ia mendapat empat belas ribu ekor kambing domba, dan enam ribu unta, seribu pasang lembu, dan seribu ekor keledai betina. Ia juga mendapat tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan; dan anak perempuan yang pertama diberinya nama Yemima, yang kedua Kezia dan yang ketiga Kerenhapukh. Di seluruh negeri tidak terdapat perempuan yang secantik anak-anak Ayub, dan mereka diberi ayahnya milik pusaka di tengah-tengah saudara-saudaranya laki-laki. Sesudah itu Ayub masih hidup seratus empat puluh tahun lamanya; ia melihat anak-anaknya dan cucu-cucunya sampai keturunan yang keempat."
Doa dapat mengubah keputusanNya kalau kita tidak henti-hentinya berdoa memohon belas kasihan TUHAN dan berbalik dari kebiasaan buruk ke kebiasaan yang menyenangkan hati TUHAN. Ayo berusaha...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar