Masalah yang sudah semakin besar sering membuat bingung harus memulai darimana menyelesaikannya. Penyelesaian masalah sering tertunda-tunda dan mengakibatkan frustasi dan semakin sulit menemukan jalan keluar. Hal ini diperparah dengan perasaan tidak mampu, tidak ada yang mendukung, dan pegalaman kegagalan di masa lampau. Tuhan Yesus ingin menolong saudara. Dia Tuhan yang sangat memahami kebutuhan saudara. Dia memahami keberadaan saudara. Dia ingin saudara segera bangkit dan berhasil.
Mari kita selidiki kisah Yesus memberi makan 5000 orang. Tujuannya agar kita dapat memahami bagaimana Tuhan bekerja dan menolong kita. Kisah ini ditulis di Matius 14:13-21, Markus 6:30-44, Lukas 9:10-17, dan Yohanes 6:1-15.
Masalah yang semakin besar
Ketika Yesus ingin menyingkir ke tempat sunyi bersama dengan murid-muridNya, orang-orang yang sejak tadi mengikuti pelayanan Yesus dalam mengajar dan melakukan mujizat, masih mengikutiNya. Jumlahnya sangat banyak, tercatat laki-laki saja berjumlah 5000 orang. Belum termasuk perempuan dan anak kecil. Waktu sudah menjelang malam. Waktu makan malam tiba. Yesus menyuruh murid-muridnya untuk memberi makan orang banyak tersebut. Wow ini masalah besar bukan?! Memberi makan 5000 orang lebih, di tempat yang sunyi (tidak ada warung, jika adapun tidak ada warung yang sanggup menyediakan makan sebanyak itu saat itu), dan waktu sudah malam. Ini masalah besar bukan? Tentu saja mereka tidak mempersiapkan makanan sebanyak itu. Masalah semakin besar ketika mereka menyadari bahwa mereka hanya memiliki lima roti dan dua ekor ikan. Tapi murid-murid harus memberi makan mereka.
Tuhan sedang menguji iman
Masalah jelas tidak dibuat oleh Tuhan. Tetapi adakalanya lewat masalah Tuhan menguji kita. Contoh ketika Tuhan menguji Filipus. "berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya." (Yohanes 6:5-6). Tuhan memperhadapkan masalah kepada Filipus. Tapi Filipus, sebagai murid yang selalu bersama Yesus, lupa mujizat yang Yesus telah lakukan. Filipus menjawab dengan kalkulasi manusia: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja." (Yohanes 6:7). Bukankah saudara dan saya sering seperti ini. Menghadapi masalah kadang kita lebih suka reaktif, emosi, dan menggunakan pendekatan rasional?
Mulai dari apa yang ada pada kita
Tuhan Yesus bisa saja mengubah batu-batu yang ada disekitar tempat itu menjadi makanan. Tapi Dia tidak lakukan itu, Dia ingin melibatkan saudara. Tujuannya apa? Supaya saudara dan saya menjadi pribadi yang aktif, yang kuat, yang bersemangat, yang mampu melahirkan berbagai ide, dan yang bertanggungjawab. Makanya ketika murid meminta Yesus untuk menyuruh kerumunan orang banyak itu pergi, Yesus tidak setuju. Dia memerintah supaya murid-muridNya mampu mengatasi masalah itu "Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan."" (Matius 14:16). Ini adalah tantangan yang harus diresponi. Berusaha dulu dari apa yang ada pada saudara. Apa yang saudara punya saat ini? Semangat, gairah (passion), keahlian, keuangan, koneksi, kekuasaan? Tuhan tidak menentukan syarat, Dia ingin melanjutkan apa yang sudah saudara lakukan, Dia memualai dari apa yang ada pada saudara "Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!".(Markus 6:38) Tuhan tidak memulai dari apa yang tidak ada pada saudara. Dia sangat menghargai kerja keras saudara. Dari semua murid Andreaslah yang lebih menonjol kegairahannya mencari solusi, perhatikan Yohanes 6:8-9 "Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" Seperti apa hasilnya nanti, itu urusan Tuhan. Tuhan yang akan memberkati dan melengkapi. Urusan kita adalah berusaha dulu.
Tuhan Yesus memberkati usaha kita
Akhirnya Tuhan ikut bertindak. Ketika saudara menyerahkan segala masalah saudara padaNya dan melihat apa yang saudara telah lakukan, Dia memberkati saudara. Markus 6:41: "Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka.". Jika saudara telah menyerahkan masalah saudara kepada Tuhan, saudara tidak usah khawatir dan mencampuri apa yang sedang dilakukan oleh Tuhan. Masing-masing punya tugas dan perannya. Ada orang yang masih memasang "penglaris" di atas pintu tokonya, yang berharap memperoleh kekuatan tambahan selain dari Tuhan. Tuhan pasti tidak suka.
Tuhan punya belas kasihan. Dia memahami kebutuhan saudara. Dia ingin menjadi mitra saudara ketika saudara menghadapi masalah. Buatlah Tuhan bekerja diatas apa yang telah saudara lakukan. Jangan malas, jangan menunda-nunda.
Tuhan Yesus bisa saja mengubah batu-batu yang ada disekitar tempat itu menjadi makanan. Tapi Dia tidak lakukan itu, Dia ingin melibatkan saudara. Tujuannya apa? Supaya saudara dan saya menjadi pribadi yang aktif, yang kuat, yang bersemangat, yang mampu melahirkan berbagai ide, dan yang bertanggungjawab. Makanya ketika murid meminta Yesus untuk menyuruh kerumunan orang banyak itu pergi, Yesus tidak setuju. Dia memerintah supaya murid-muridNya mampu mengatasi masalah itu "Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan."" (Matius 14:16). Ini adalah tantangan yang harus diresponi. Berusaha dulu dari apa yang ada pada saudara. Apa yang saudara punya saat ini? Semangat, gairah (passion), keahlian, keuangan, koneksi, kekuasaan? Tuhan tidak menentukan syarat, Dia ingin melanjutkan apa yang sudah saudara lakukan, Dia memualai dari apa yang ada pada saudara "Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!".(Markus 6:38) Tuhan tidak memulai dari apa yang tidak ada pada saudara. Dia sangat menghargai kerja keras saudara. Dari semua murid Andreaslah yang lebih menonjol kegairahannya mencari solusi, perhatikan Yohanes 6:8-9 "Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" Seperti apa hasilnya nanti, itu urusan Tuhan. Tuhan yang akan memberkati dan melengkapi. Urusan kita adalah berusaha dulu.
Tuhan Yesus memberkati usaha kita
Akhirnya Tuhan ikut bertindak. Ketika saudara menyerahkan segala masalah saudara padaNya dan melihat apa yang saudara telah lakukan, Dia memberkati saudara. Markus 6:41: "Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka.". Jika saudara telah menyerahkan masalah saudara kepada Tuhan, saudara tidak usah khawatir dan mencampuri apa yang sedang dilakukan oleh Tuhan. Masing-masing punya tugas dan perannya. Ada orang yang masih memasang "penglaris" di atas pintu tokonya, yang berharap memperoleh kekuatan tambahan selain dari Tuhan. Tuhan pasti tidak suka.
Tuhan punya belas kasihan. Dia memahami kebutuhan saudara. Dia ingin menjadi mitra saudara ketika saudara menghadapi masalah. Buatlah Tuhan bekerja diatas apa yang telah saudara lakukan. Jangan malas, jangan menunda-nunda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar