Thanks God It's Friday...!
Membaca tulisan diatas mungkin saudara akan mengkaitkannya dengan sebuah restoran terkenal atau dengan buku terbaru Joel Osteen. Tidak. Tulisan diatas tidak ada kaitannya dengan itu atau semacamnya. Tulisan itu adalah ekspresi diri saya, karena hari Jumat adalah hari dimana saya akan bertemu (kembali) dengan dua wanita dahsyat, yang membuat hati saya berbunga-bunga.... ingin cepat bertemu.!
Saya ingin bicara tentang intimacy, yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai keakraban, keintiman, atau kemesraan. Alkitab banyak sekali berbicara tentang intimacy, sebab Tuhan memang menginginkan hubunganNya dengan manusia terjalin dengan intim.
Bagaimana konsep intimacy TUHAN?
Mari kita pelajari salah satunya dari Hosea 2:19 "Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang.". Perkataan ini TUHAN tujukan kepada Israel. Dia menginginkan hubunganNya dengan Israel seperti hubungan suami istri. Oleh karena itu TUHAN menegur Israel agar meperbaiki dalam menyebut nama suaminya. Dari Baal-ku menjadi Suami-ku. "Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, engkau akan memanggil Aku: Suamiku, dan tidak lagi memanggil Aku: Baalku! "Lalu Aku menjauhkan nama para Baal dari mulutmu, maka nama mereka tidak lagi disebut." (Hosea 2:16-17). Wah TUHAN itu ternyata pencemburu ya? Tuhan tidak suka Israel memanggil nama Baal, Tuhan ingin dipanggil sesuai namaNya, yaitu YAHWE.YAHWE adalah nama Tuhannya Israel. Israel tidak boleh menyembah kepada Baal, Israel harus menyembah kepada YAHWE.
Bagaimana konsep intimacy TUHAN?
Mari kita pelajari salah satunya dari Hosea 2:19 "Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang.". Perkataan ini TUHAN tujukan kepada Israel. Dia menginginkan hubunganNya dengan Israel seperti hubungan suami istri. Oleh karena itu TUHAN menegur Israel agar meperbaiki dalam menyebut nama suaminya. Dari Baal-ku menjadi Suami-ku. "Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, engkau akan memanggil Aku: Suamiku, dan tidak lagi memanggil Aku: Baalku! "Lalu Aku menjauhkan nama para Baal dari mulutmu, maka nama mereka tidak lagi disebut." (Hosea 2:16-17). Wah TUHAN itu ternyata pencemburu ya? Tuhan tidak suka Israel memanggil nama Baal, Tuhan ingin dipanggil sesuai namaNya, yaitu YAHWE.YAHWE adalah nama Tuhannya Israel. Israel tidak boleh menyembah kepada Baal, Israel harus menyembah kepada YAHWE.
Kembali ke Hosea 2:19, kalimat terakhir "dalam kasih setia dan kasih sayang" menunjukkan bahwa konsep intimacy Tuhan berhubungan dengan "waktu (frekuensi)" dan "kualitas". Kasih setia berhubungan dengan waktu. Tuhan mengasihi saudara dan saya selama-lamanya, sampai akhir zaman. Kasih setiaNya tidak terputus-putus. Walaupun saudara tidak setia, Dia tetap setia pada saudara. Kasih sayang berhubungan dengan kualitas. Tuhan ingin hubungan Dia dan kita berkualitas. Tuhan menginginkan komunikasi yang baik dengan kita. Tidak cuma kita saja yang berbicara kepadaNya (baca: doa), tapi Dia juga ingin berbicara banyak pada kita (baca: mendengar FirmanNya). Tuhan akan menolong saudara, jika saudara berseru padaNya. Tuhan akan memberkati saudara dan keluarga.
Intimacy dengan Tuhan, dan intimacy dengan keluarga, merupakan kekuatan dalam menghadapi masalah. Masalah akan sulit mencari celah untuk menggoyang kehidupan damai sejahtera yang berkelanjutan. Intimacy forever...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar